Sekedar Menumpahkan Uneg-Uneg

Daftar Isi
Sekedar Menumpahkan Uneg-Uneg
Artikel ke empat kali ini adalah artikel yang masih dalam status perencanaan. Tidak ada judul dan topik sama sekali pada awalnya, mengalir begitu saja.

Tulisan yang tanpa perencanaan diibaratkan sebagai membangun rumah tampa ada gambaran secara jelas bentuk dan desainnya. Begitu di umpamakan oleh rata-rata penulis, namun sebgain juga tidak setuju dengan pendapat ini.

Perencanaan adalah setengah dari kesuksesan, begitu satu ungkapan yang sering penulis baca di beberapa tulisan. Sebgai penulis pemula saya setuju dengan pendapat ini.

Perencanaan menentukan kesuksesan, gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Merencanakan juga sudah sebagian dari keberhasilan.

Di ruang kelas sembari menunggu jam pelajaran berikutnya, penulis mulai melenturkan jari-jemari di atas papan keyboard, sambil mengalirkan kalimat yang terlintas dibenak penulis.

Sekedar menuangkan ide yang tidak tentu, apakah ini bermanfaat atau tidak, yang terpenting saat ini hanyalah adanya aliran dari pikiran saja.

Penulis membaca satu tulisan dari Kang Pipih Nugraha, salah satu penulis senior yang cukup lama penulis kenal.

Kenalannya sebatas dari tulisan-tulisan beliau. Kang Pipih merupakan salah satu dari pendiri kompasiana.com yang merupakan blog raksasa.

Dalam buku yang berjudul 31 kisi-kisi menulis, ia menjelaskan untuk menyusun artikel maka kita tidak lepas rumusan 5W1H sebagai kerangka tulisan.

5W1H sering kali dipakai oleh para kalangan pewarta dalam menyusun pemberitaan. 5W1H yang dimaksud adalah:
  1. What (apa)
  2. Why (bagaimana)
  3. Where (dimana)
  4. Who (siapa)
  5. Haw (bagaimana)
Kerangka tulisan bagian gambara secara umum bagaimana artikel itu ditulis, semakin detail kerangkanya semakin bagus suatu artikel.

Diibaratkan membangun rumah yang pertama kali dan bagian pokok yang harus disiapkan adalah desainnya.

5W1H dipakai untuk menyusun tulisan agar tidak melenceng dari titik pokus. Fokus dengan desain yang memang sudah direncanakan sebelumnya.

Ide-ide yang akan keluar dapat mengalir dengan efektif pukus pada sasarannya. Sesuai yang dibidik, ibarat anak panah yang meluncur dan menancap pada papan sasaran.

Membaca tulisan dari penulis yang sudah lama berkecimpung di dunia penulisan, penulis kagum karena mereka tidak kehilangan ide dalam menulis.

Sekedar Menumpahkan Uneg-Uneg
Bukannya mereka yang sibuk mencari ide tanpa susah payah, justeru idelah yang menghampiri mereka, sungguh ini luar biasa.

Sementara penulis (saya) masih bingung mencari ide apa yang harus ditulis.

Sering kali penulis bertanya, apa yang mesti ditulis dan mulai menulis itu dari mana?

Penulis memperaktikkan dari beberapa buku yang sudah penulis baca, paling gampang katanya menulis pengalaman. Menulis tentanag ide ide yang sederhana kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekedar menulis apa yang kita rasakan, di lihat dan di cium sama panca indra, ini cara yang paling gampang untuk ditulis.

Catatan pertama sampai ketiga, saya rasa masih begitu belum mengena dengan sasaran. Namun setidaknya ada perubahan meski jumlahnya tidak terlalu banyak.

Dari segi penulisan misalnya mengetik atau tipo lumayan berkurang dari sebelumnya.Mudah-mudahan artikel-artikel kedepannya semakin baik dari sebelumnya

Penulis akan tumbuh semakin hari semakin baik bukan semakin merosot. Ini satu harapan yang terpatri tertanam dalam jiwa penulis.

Perbanyak latihan secara kuntinyu dan berkesinambungan, terus-menerus berlatih dan berlatih, mulai dari yang sederhana sampai yang lebih komplit.

Kecil jika dilakukan secara terus-menerus setiap hari tampa putus asa dan patah semangat akan bernilai besar.

Ada satu kutipan yang pernah penulis baca, kalimatnya simple dan menarik, Sebagian besar merupakan kunci dari kesuksesan, setiap orang pasti menapakinya.

“Kualitas dihasilkan oleh kuantitas”

Penulis memaknai kalimat ini dengan, perbanyak latihan perbanyak waktu latihan juga, maka lambat laun kita semakin cekatan ahli dalam bidang tertentu.

Kalimat ini adalah ide dan gagasan besar bagi penulis, namuan sayangnya penulis belum paham arti dari ide dan gagasan itu.

Penulis dibantu aplikasi KBBI yang terpasang pada gawai penulis hingga menemukan arti dari kedua kata ini.

Ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran, sedangkan gagasan adalah hasil pemikiran.

Cukup tipis perbedaan ide dan gagasan, sering kali kita masih terjebak membedakan antara kedua kata ini. Ide dan gagasan biasanya kita artikan sama namun tenyata berbeda.

Sekedar Menumpahkan Uneg-Uneg
Punya satu gagasan kemudian dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya membaca buku satu hari satu lembar, gagasan ini akan merubah pola pikir kita.

Apa yang pernah kita baca akan menentukan diri kita sepuluh tahun kedepannya. Maka mulailah dengan membaca untuk hari ini sedikit demi sedikit, jika dalam jangka waktu yang cukup lama kita banyak memperoleh pengetahuan.

Mari niatkan untuk merencanakan buku apa yang akan kita baca hari ini.

Tidak cukup hanya sekedar rencan namun perlu dengan tindakan. Kita akan menemukan banyak sumber bacaan sesuai minat kita masing-masing.

Semakin banyak kita membaca tentunya semakin cerdaslah kita, membaca sebagai sumber energi pikiran. Kecerdasan banyak dipengaruhi oleh rajin atau tidaknya kita membaca.

Membaca tentunya dengan bacaan-bacaan yang bernilai baik. Kalau sekedar membaca berita itu saya rasa sebatas pengetahuan sementara saja, ini hanya menurut sudut pandang penulis, jangan dipersoalkan.

Agama memerintahkan kita untuk membaca, membaca merupakan perintah dari Allah SWT yang pertama kali. Kenapa? Jawabannya sederhana, membaca merupakan pintu dari semua kecerdasan.

Alhamdulillah penulis masih diberikan kecintaan terhadap buku, sebagai bagian dari hidup penulis sekaligus rutinitas setiap harinya. Walaupun waktu dan jumlah halaman buku yang penulis baca hanya dua sampai lima lembar setiap harinya.

Sekang sangat mudah untuk mendapatkan informasi sebagai sumber bacaan. Dimana-man kita disuguhkan informasi baik dari TV, HP Koran majalah dan media lainnya. Namun perlu diingat kita harus pandai menyaring informasi yang diterima.

Kalau penulis lebih banyak membaca buku ketimbang membaca informasi dari dunia maya.

Apa yang disajikan oleh situs yang tidak karuan, status di media social, terkadangn hoak, menimbukan ujaran kebencian. Terkadang kita sering kali percaya dengan berita semacam itu membangikan lewat beranda dan grup medsosi kita, padahal ini akan berdampak buruk dengan mencelakan kita.

Langklah yang bijak adalah untuk menyaring mana berita bohong dan mana juga berita yang fakta. Kita butuh pengetahuan membedana berita hoak dan berita yang bukan hoak.

Banyak situs, blog menyediakan sumber bacaan, baik untuk anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Semua bacaan menjadikan kita tumbuh lebih baik dari sebelumnya.

Sekarang apakah kita mau memanfaatkan posel cerdas sebagai sarana menambah wawasan ataukah sebatas ponselnya saja yang cerdas, sementara kita sebagai pengguna gak cerdas-cerdas.

Dunia ada dalam genggaman kita, begitu diistilahkan sekang. Kemanana-mana pasti bawa posel. Saat makan, bekerja, ngobrol, tidur dan lain sebagainya. Ponsel menjadi satu barang yang tidak dapat dipisahkan dalam lingkungan hidup kita sehari-hari. Seolah-olah ponsel sebagai bagian dari hidup kita.

Namun nyatanya waktu kita lebih banyak terbuang sia-sia untuk pegang gawai cerdas. Hanya sekedar mengecek,membalas status di media social ketimbang mencari bahan bacan yang bermakna bagi kehidupan kita.

Pola seperti ini harus kita ubah, dari waktu yang banyak untuk mengecek dan membalas status di media social menjadi lebih banyak mencari sumber-sumber bacaan yang bernilai.

Media sosial itu baik jika kita gunanakan secara bijak, sarana untuk menyambung hubungan dengan kawan lama walaupun sebatas dunia maya, tempat saling sapa mencari informasi yang bermanfaat.

Kehadiran gawai dapat mendekatkan yang jauh dan di sisi lain juga menjuhkan yang dekat.

Perlu kita ingat gunakan gawai secara bijak, sebab masih ada pekerjaan atau waktu yang lebih bermanfaat ketimbang hanya sekedar mengecek status di media sosial.

Oke penulis kembali pada topik membaca…

Beberapa penelitian menunjukan bahwa dengan membaca banyak manfaat yang dapat kita peroleh salah satunya adalah Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Membaca buku dapat melatih otak untuk berpikir kritis dan menganalisis masalah.

Setelah mengetahui manfaat dari membaca, tidak ada alasan lain untuk kita menyisihkan waktu hanya beberapa menit saja setiap harinya. Sekeder melihat ataupun minimal mengecek judul buku yang kita minati.

Memilih buku bacaan yang memang kita sukai persi kita agar motivasi baca kita semakin hari semakin baik dan tertanam dengan baik pula.

Membaca sebagai cara memahami mengikat makna dari sumber bacaan yang memang disajikan dengan apik dan baik.

Ada satu istilah yang saya dengar dari sebuah artikel di internet, sebagian dari kita kadang membeli buku hanya sekedar untuk menumpuknya. Belum tuntas kita baca beli buku baru lagi, semacam ini di istilahkan dengan Tsundoku.

Tsundoku adalah gemar beli buku tanpa tahu kapan akan dibaca. Barang kali kita mengalami sejenis penyakit ini, temasuk juga penulis. Penulis sering lapar mata terutama pada buku-buku yang memiliki judul yang cukup memikat.

Tsundoku sebagai panyakit yang harus ditanggulangi dengan menjadwalkan waktu membaca buku,ini salah satu cara sederhana mencegahnya.

Pilih waktu untuk membaca buku meski beberapa menit namun rutin setiap harinya.

Senada yang penulis alami saat ini, sering kali berselancar di dunia internet terutama toko online seperti shoppe terkadang penulis tertarik hingga membeli. Sudah beli bukan dibaca malahan penulis gak tahu kapan harus membacanya.

Belum habis buku penulis baca muncul nafsu lagi untuk beli buku padahal ini buku lama belum tuntas penulis baca.

Minta baca harus ditumbuhkan, membaca sebagai kebutuhan bukan lagi sebagai kewajiban.

Kebutuahn pokok akan pentingnya ilmu dan informasi untuk kemajuan dimasa mendatang, mengubah minset kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut hemat penulis cara paling mudah menumbuhkan cinta sama membaca adalah dengan menyisihkan waktu kita barang satu atau dua menit setiap harinya.

Selain itu juga, pilih topik buku yang memang menjadi buku yang kita gemari. Kalau sudah gemar maka lama-kelamaan akan tumbuh rasa cinta dengan membaca.

Membaca sebagai bagian dari hidup kita, yang tidak terpisahkan karena setiap hari pasti kita butuh bacaan-bacaan yang sesuai dengan minat kita.

Mari cari bacaan-bacaan yang bermanfaat bagi kita, bukan sebatas informasi yang sekeder memberi tahu kita kejadian, kecelakaan, namun bacaan yang menyajikan sesuatu bernilai untuk kita, keluarga, profesi dan lain sebegainya. Bacaan yang akan menambah wawasan kita

Seteluk, 18 Februari 2025
Lalu Fathurrahman
Guru, Blogger, Penulis
Lalu Fathurrahman
Lalu Fathurrahman "Sesuatu yang dianggap mudah dan sederhana bagi kita, kadang sangat dibutuhkan oleh orang lain"

Posting Komentar